Kamis, 19 Januari 2012

Aku Benci Kamu Hari Ini

di 1/19/2012 09:15:00 PM 0 komentar
Sudah seminggu aku telah menjadi mata-mata untukku sendiri.  Dan hari ini, aku masih saja memata-mataimu. Sesekali aku menyewa orang untuk mengikuti kemanapun kau pergi, apa saja yang sedang kau kerjakan, dan siapa saja yang kau temui, mengawasi segala gerak-gerikmu. Seringkali aku juga memeriksa ponselmu, SMS, BBM, rincian panggilan, atau yang lain, dan tentunya tanpa sepengetahuanmu. Semua itu aku lakukan karena aku cemburu. Ya, aku cemburu padamu yang belakangan ini menunjukkan sesuatu yang tidak beres. Kejanggalan-kejanggalan yang tak pernah aku sadari sebelumnya.

***

Aku bersedia menikah denganmu, dua bulan yang lalu, setelah tiga bulan perkenalan kita. Memang terlalu singkat untuk mengenal sosokmu. Aku yang sudah lelah menjadi petualang cinta, aku yang sudah lelah oleh perihnya sakit hati, aku yang sudah lelah menjalani hubungan cinta yang semu, dengan mudah menerima begitu saja pinanganmu. Kau datang padaku dengan menawarkan seikat janji yang meyakinkan. Dan kau membuktikan semua kata-katamu. Kau dengan mantap meminta ijin kepada kedua orang tuaku untuk segera menikahiku. Aku senang bukan main, saat itu.

***

Aku menerima beberapa lembar foto yang membuat hatiku perih, sama seperti hari-hari sebelumnya. Kupandangi sekali lagi foto itu. Tampak kau sedang duduk berdua dan mengobrol mesra dengan orang lain. Orang yang tak pernah kukenal. Hanya saja orang yang bersamamu kali ini berbeda dengan orang yang sebelumnya. Tampak di foto, kau sedang tersenyum, senyum yang sangat asing bagiku. Berbeda dengan foto-foto sebelumnya, kau tampak mesra dengannya, kali ini.

Hallo..” kuangkat ponselku yang dari tadi berbunyi, membuyarkan lamunanku.
Saat ini suami Ibu sedang berada di Java Cafe, sedang makan malam bersama orang yang saya foto tadi.”
OK, thank’s.”

Aku segera memanggil taxi dan bergegas menuju cafe itu. Sesampainya disana, dengan mudah aku menemukan sosok itu. Aku duduk di kursi yang tak terlihat olehnya, tapi cukup untuk bisa mendengarkan percakapannya. Mereka sama sekali tidak menyadari kedatanganku. Aku dengan sembunyi-sembunyi memperhatikan segala gerak-geriknya. Aku melihat ekspresi yang begitu bahagia di wajah suamiku. Tersenyum dan tertawa lepas. Sesekali aku melihat orang itu menyuapkan makanan dan memegang tangan suamiku dengan mesra. Ah, aku tak sanggup lagi melihat semua ini. Hatiku hancur. Sedih, marah, terluka, campur aduk jadi satu. Aku benar-benar tertipu. Sikapmu yang manis ternyata hanya menutupi semua kedokmu. Kata-kata mesra yang selama ini kau ucap ternyata tak lebih dari bualan semata. Ternyata kau tidak mencintaiku, tetapi mencintai dia, Irwan, temanmu yang sering kau ajak mampir ke rumah. Tak terasa air mataku mengalir deras di pipiku.

Aku benci kamu hari ini. Sangat membencimu!!

Rabu, 18 Januari 2012

Ekspresi Alay Seru

di 1/18/2012 02:50:00 AM 0 komentar
Ulang tahun adalah moment yang paling saya sukai waktu saya masih kanak-kanak dulu. Entah itu ulang tahun teman atau ulang tahun saya sendiri. Saya senang bisa datang ke acara ulang tahun teman saya, karena di sana, saya dapat berkumpul dengan teman-teman saya di luar lingkungan formal. Saya senang menyanyikan lagu ulang tahun bersama teman-teman saya. Saya senang melihat banyak hadiah yang menumpuk di meja, yang dibungkus berbagai macam jenis dan motif kertas kado warna-warni, meskipun saya tahu itu bukan milik saya. Saya selalu menikmati serentetan acara yang diadakan di setiap pesta ulang tahun teman saya, yang kadang bikin dag dig dug, karena takut kena giliran maju dan harus memilih hukuman dengan meletuskan balon dengan jarum. Dan yang paling saya sukai adalah kue tart. Saya senang makan kue tart, senang dengan krimnya yang lembut dan manis. Waktu itu saya juga ingin bisa mengadakan pesta ulang tahun saya sendiri, suatu saat nanti.

Sampai pada saat saya kelas 2 (dua) Sekolah Dasar, saya yang masih polos dan apa adanya, cenderung melakukan segala hal tanpa pikir dua kali. Saya masih ingat, saat itu, mendekati tanggal kelahiran saya, saya mengkhayal bisa mengadakan pesta ulang tahun saya sendiri, seperti teman-teman saya yang lain. Ya, saya masih terobsesi dengan hal yang bernama pesta ulang tahun. Dan keinginan saya itu, tidak pernah saya ungkapkan kepada ibu ataupun ayah saya. Saya, yang saat itu masih kanak-kanak, dengan perasaan tanpa bersalah sedikitpun, membuat kartu undangan ulang tahun dengan tangan saya sendiri, bermodal kertas karton dan beberapa spidol warna-warni. Dengan tulisan tangan yang mirip cakar ayam, saya menulis kata-kata perihal mengundang seseorang untuk datang ke rumah saya, ditambah dengan gambar bunga-bunga dan balon ala kadarnya sebagai hiasan, dan mewarnainya dengan spidol warna-warni. Saya cukup bangga dengan hasil karya saya sendiri, saat itu Saya mengundang teman sepermainan yang merangkap sebagai tetangga saya dan beberapa teman sekolah saya. Saya melakukan semua itu, tanpa sepengetahuan orang tua saya sama sekali, dan dadakan, tepat di hari H. Hebat yah? Hehehe J

Dan apa yang terjadi selanjutnya? Ibu saya bingung dan kaget, pas tau ada tetangga yang nanya soal acara yang saya adakan. Beliau langsung konfirmasi ke saya, dan cuma bisa geleng-geleng kepala menahan tawa.  Bukannya marah, tapi Ibu langsung pergi belanja dan masak makanan untuk acara saya itu. Karena memang nggak mungkin kan, undangan yang telah saya sebar tadi, dibatalin gitu aja. Teman-teman datang sesuai dengan jam yang saya tulis di undangan, jam empat sore. Dan tanpa pernah saya duga, Bude saya juga datang dengan kue tart buatannya. Saya kaget dan senang bukan main. Kue tart itu berukuran lumayan besar  dan bewarna pink, dan ada tulisan nama saya di kue itu. Di tengah-tengah acara, saya menangis, nggak tau kenapa. Jadi, muka langsung ditekuk dengan mata merah sedikit sembab dan bukannya ceria. Yah , meskipun pada akhirnya happy ending, saya jadi ngerti sendiri, kalau perbuatan saya yang terlalu kreatif itu salah, hehehe.. Dengan sikap Ibu yang tidak memarahi saya sama sekali, malah membuat saya mengerti dan  tidak akan mengulangi hal bodoh itu lagi Dan ini merupakan hadiah ulang tahun dari Ibu dan Ayah saya. Jadinya ekspresinya senyum-senyum seneng gimanaaa gitu J I love u, Ibu *kecup jauh*.

Sesaat sebelum nangis :p

Tapi itu dulu, cerita saya waktu masih SD. Sekarang? Ulang tahun, menurut saya adalah hal yang terkadang terkesan biasa, terlepas jauh dari yang namanya pesta dan kue tart. Bagi saya, ulang tahun adalah hal untuk merefleksi dan introspeksi diri, menyadari bahwa umur  dan kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan bersyukur kepada Allah karena masih memberikan kehidupan bagi kita. Ya, meskipun tidak menutupi kemungkinan, jika ada yang memberi hadiah, ucapan, atau malah surprise party, tentu akan sangat menyenangkan dan saya nggak akan pernah menolak, hehehe J

Sayangnya, moment dimana saya pernah diberi hadiah atau semacamnya, pas di hari ulang tahun saya, belum pernah diabadikan, kecuali yang pas masih SD itu, seperti yang biasanya saya lakukan dimana pun, dan kapan pun, kalau sedang bepergian, yaitu berfoto. Ya, saya senang sekali difoto. Bagi saya, foto adalah sesuatu yang ajaib, dimana kita bisa  mengabadikan setiap momen, setiap kejadian, setiap waktu yang berlalu, dengan sebuah gambar, dimana moment tersebut  tidak akan bisa kita ulangi lagi.

Dan, jika berbicara mengenai ekspresi seru ketika mendapatkan atau andaikan saya mendapatkan hadiah ulang tahun, saya pasti agak sedikit me-lebay heboh, hahaha. Yang pasti, kalau saya mendapat hadiah kado dari teman, misalnya, pasti saya secara spontan senyum malu-malu kucing, nyengir cantik, tanda senang, hehehe J Dan, kalau saya mendapatkan hadiah ulang tahun yang lebih wah, surprise party, misalnya, pasti saya langsung pasang tampang kaget, seneng, tersipu-sipu, haru, dan mungkin akan berakhir dengan semacam alay *halah* Dan ekspresi mukanya pas heboh, kalau difoto akan jadi kurang lebihnya seperti inilah, mungkin kalau aslinya mulutnya mangap kaget, dan berbunyi: "Huwoouww!!" hehehe J

Pose semacam alay seru saya J

Postingan ini diikutsertakan dalam lomba posting di dBlogger 









”Ekspresi

Selasa, 17 Januari 2012

Rindu dan Rintik

di 1/17/2012 09:55:00 PM 1 komentar
Sayang,
Tahu kah kau, rindu ini bersemi kala hujan,
Yang akan slalu datang bersama angan..
Di saat sore mulai memberi rintiknya, peluh rinduku meluruh,
mencoba menjala bayanganmu yang perlahan menjauh.
Dan aku sungguh tak cukup mampu menahan rindu yang menganga.
Ketika kenangan itu begitu membekas, dalam tawa hingga luka.

Sayang, 
Tahu kah kau, kini aku telah menjelma menjadi rintik,
yang senantiasa akan membasahi hatimu dengan sejuta rindu,
yang mungkin tak pernah kau tahu
Aku yang rintik ini, ingin mencintaimu tanpa titik,
kini dan nanti.

Sayang,
Bagaimana bisa aku melepas segala kenangan,
sedang kau masih sibuk bermain bersama rindu dan angan; di dalamnya.
Bagaimana bisa gigil sepi ini tak mampu mencipta rindu,
dan mencumbu bayanganmu yang kabut,
Yang lantas membuatku seringkali terpaku,
membingkai wajahmu dalam rindu yang tak berujung.

Maka, ijinkan rindu dan rintik ini bersatu dalam detakku,
yang akan slalu mengeja namamu dalam lamunanku,
bersama kenangan yang menari-nari dalam imaji..

(Dan's) 17/01/12

KENANGANKU

di 1/17/2012 01:18:00 AM 0 komentar
Sorepun kembali dengan rinainya, mengingatkan kenangan pilu,
Aku dan kamu; dulu.
Dan tetiba udara perlahan mendingin, membeku bersama hatiku yang bisu
Sementara kenangan itu enggan pergi,
Masih mengendapa disini.
Kau yang tak perlu dilupakan,  pun juga diingat
Hanya akan membawa perih.
Namun aku ijinkan kenangan itu menari-nari,
dalam angan dan lamunan, sesekali.
Menyelami rindu yang seringkali tak bertuan,
Membawa puing-puing harapan yang tlah lama menghilang.
dan sesekali mencumbu imaji,
pada denting malam, untuk membunuh sepi.

(Dan's) 17/01/12


Kamis, 05 Januari 2012

Kisah Kasih Nyata (KKN) Part.1

di 1/05/2012 05:02:00 PM 0 komentar
Ini cerita lama, semacam nostalgila atas permintaan dari salah satu teman saya J Syukur-syukur kalo ada yang baca, dan maaf kalo kesannya (lagi-lagi berceloteh) dan melebay, serta membosankan, hahaa.. Jadi, ceritanya dulu tahun, 2007 bulan Juli-Agustus, saya KKN (Kuliah Kerja Nyata) ~ arti harfiahnya, Kisah Kasih Nyata ~plesetannya sekaligus seringkali kejadian. 

Nah, jadi waktu itu saya masuk kelompok VIII, ditempatin di Desa Sumber Pinang Kec. Pakusari Kab. Jember. Alhamdulillah, ternyata lokasinya nggak sejauh yang saya bayangkan, nggak sejauh kayak temen-temen saya yang laen, yang dibuang jauh dari peradaban muka bumi ini. Jauh dari warteg yang enak, murah, meriah. Jauh dari toko yang jual cemilan yahud. 

Personil Kelompok VIII (kurang Om KUn)

So, kelompok VIII terdiri dari delapan orang, empat orang berjenis kelamin perempuan; termasuk saya, yang semula dikira berjenis kelamin laki-laki, gara-gara nama saya yang beda tipis sama cowok; dan  empat orang sisanya berjenis kelamin laki-laki. Pas liat daftar nama di papan pengumuman, saya cukup lega, soalnya salah satu anggotanya, sudah saya kenal cukup baik. Dia salah satu temen sekelas dan seangkatan saya di jurusan Sosiologi. "Yes, aman", pikirku. Rasanya legaaa bangettt..because what? Karena temen saya, Siswi (nama sebenarnya), termasuk cewek yang rame, nyambung sama saya, lumayan deket, up to date sama gosip terbaru; yang biasanya, saya denger gosip-gosip semacam infotainment tuh dari dia, jadi ngga perlu deh nonton TV, hehehe..dan yang paling penting dan yang paling utama adalah Siswi ini, salah satu tipe cewek rumah tangga alias tipe cewek yang jago masak dan seneng masak. Tiap hari di tempat kosnya, dia masak makanan buat pacarnya, rajin banget, bukan?:) Saya senang bukan kepalang, salah satu masalah terselesaikan, done!! Hahaa.. lagi-lagi urusan perut yang jadi masalah. Soalnya, nggak tau juga yah, pas taon-taon itu yang namanya nafsu makan dan ngemil saya tuh cukup besar, maunya mulut tuh ngunyah terus...hahaha

Sebelum hari keberangkatan, kita sekelompok sering rapat gitu. Dan kalo diinget-inget, kita tuh kayak yang pindahan rumah. Semuaaa dibawa; kompor, wajan, panci, piring, gelas, dan semua teman-temannya, kipas angin, komputer, karpet, bantal, selimut, guling (eh, bawa ngga sih?), boneka, ember, belom lagi baju kita masing-masing, peralatan make up, plus-plus, dan lain-lain, dan lain-lain, banyaakkk bangett!! Dan kalo dibandingin sama KKN-nya setelah angkatan kita, kelompok angkatan kita tuh yang paling ribet, tapi malah disanalah letak seninya *apeuu* :p


Saya inget, pas waktu itu, saya lagi pacaran sama Suneo (bukan nama sebenarnya). Well, saya sama Suneo belom lama jalan, sih, tapi pas waktu itu, saya lagi  mulai suka-sukanya sama dia, hehee.. Orangnya perhatian, rajin ngapelin tanpa saya minta, sering kasih sogokan berupa coklat dan cemilan lain; yang bikin saya bertanya: "kok dia tau yah kalo saya suka ngemil, tau dari mana?", trus penampilannya lebih gaholl daripada saya yang ala kadarnya, cukup sopan, dan kayaknya sih, kayaknyaa, lebih dewasa daripada saya yang umurnya lebih tua daripada dia. Jadi, ceritanya saya pacaran sama adek tingkat saya. Temen-temen saya bilang, bahasa kerennya "brondong". Pacar saya itu, orangnya tinggiii banget, kurus, beda jauh sama saya yang lebih cenderung mungil dan imut (ngeles, dan silakan baca: pendek), body saya juga pas waktu itu cenderung berisi (baca: gendut). Dan, terbentuklah angka 10 (sepuluh), kalo kita lagi jalan bareng. Hahaa..yang namanya cinta tuh kadang emang tutup mata yah.. (baca: buta). 

Hari keberangkatan tiba. Kami sepakat ngumpul di kosannya Retno, salah satu anggota kelompok kami. Kosannya kebetulan paling strategis, tepat di pinggir jalan raya, deket kampus, tepat sebelahan dengan warung makan pula (lagi-lagi soal makanan). Semua perkakas dan barang harus dianter dan dikumpulin di kosnya Retno sebelum jam 14.00 WIB, orangnya sih bisa nyusul berangkatnya, soalnya kalo barang-barangnya mesti dianter pake mobil pick up segala, waktu itu. Bener-bener semakin nyata keliatan mirip pindahan rumah. Nah, saat itulah sedikit drama terjadi antara dua insan yang lagi kasmaran, berpamitan untuk berpisah, kayak yang bakalan pergi jauh dan lamaaa gitu. Padahal cuman 1,5 bulan aja kita nggak ketemuan, saya jadi orang pelosok yang jarang ke kota, dan sebenernya juga bisa tuh sesekali ketemuan, soalnya lokasi KKN juga ternyata ngga terlalu jauh sama kampus, sangat beruntung sekali :) Aku dianterin sama dia ke kosannya Retno. Dan sebagai pacar yang baik, tentunya dia dong yang bawain tas dan seluruh barang bawaan saya yang yah, lumayan berat juga sih, hihiii.. Suasana haru dan perasaaan sedih langsung tercipta secara otomatis, yah melebay gitu deh.. (^o^). Dan pada akhirnya rutinitas ngapel tiap malam, yang jujur, kadang juga sempat bikin saya bosan, tapi akhirnya juga meleleh seneng; terpaksa ditunda dan libur untuk sementara waktu *dadahdadah*.

Perkenalan dan adaptasi dengan anggota kelompok yang laen bisa dikatakan cukup baik. Kita cepet deket dan akrab satu sama lain, belajar untuk memahami sifat dan karakter masing-masing, meskipun nggak menutup kemungkinan perselisihan dan ketidakcocokan juga sering tejadi. Jabatan Kordes (koordinator desa) di kelompok VIII dipegang oleh Mas Yasri. Dia mahasiswa angkatan 2001 (atau 2002 yah), maaf, saya sedikit lupa; anak non reguler, jadi terlihat asing dan nggak pernah sama sekali ketemu di kampus. Mas Yasri berasal dari luar Pulau jawa, yang kadang logat bicaranya bikin kami ketawa, suka menyanyi, sabar, netral, tapi sayangnya kurang tegas sebagai ketua di kelompok kami. Oh iya, yang paling nyenengin tuh, dia orangnya jago mijit, persis Bapak saya yang juga pinter mijit. Dan hal itu bikin saya sangat sangat tambah seneng dan bahagia berada di kelompok ini, +1 lagi kegirangan saya bertambah (^o^). Soalnya nih, kalo badan lagi capek atau pegel, saya dan Siswi sering minta dipijitin. Dan saya paling suka pijit kaki. Huwouuw..senangnya bisa pijit gratis, hahaa (makasih dan maaf, ya, Mas Yasri). Hal yang paling lucu dari Mas Yasri tuh, soal kebiasaannya (atau mungkin semacam ritual bagi dia); menjelang maghrib, Mas Yasri pasti nyanyi sambil sedikit joget-joget - kenapa saya menyebutnya joget, soalnya dia kalo nyanyi selalu menggerakkan kedua tangannya ke atas- dan sampai sekarang kita nggak pernah tau apa maksudnya. Trus, kalo dia lagi nerima telpon dari temennya atau keluarga dari kampungnya, dia pasti pake bahasanya dan tentu lengkap dengan logatnya, yang menyebut "aku" dengan "beta". Pernah juga waktu itu saya, Siswi, dan Mas Yasri bertugas datang ke rumah Pak RT buat  minta ijin acara 17 Agustusan. Nah, waktu itu kita bertiga boncengan pake satu motor. Waktu itu, saya diboncengnya duduk paling belakang. Pas pulangnya, pas mau naek motor, Siswi yang pertama naek, saya belom (masih mau akan), eh dia udah ngeloyor gitu aja. Histeris-lah saya dan Siswi. Selidik punya selidik, ternyata Mas Yasri punya kebiasaan sering lupa kalo boncengin orang, yang dibonceng belom naek, dia udah meluncur.. (^o^).

Tentang Retno. Dia tipe cewek idealis, lumayan pendiam, nggak seheboh dan serame aku dan Siswi, "vokal", pinter. Dia punya pacar, lupa namanya; sebut saja Mas A (bukan nama sebenarnya). Mas A ini orangnya baik, dewasa (memang kenyataannya usianya lebih tua dari kami semua), sudah kerja, pengertian, ringan tangan, nggak pelit, rajin membantu, ramah, pokoknya mbeneh-lah, kalo orang Jawa bilang. Dan yang paling penting dan mengasyikkan, Mas A ini orangnya suka banget menyumbang dan mentraktir makanan enak-enak buat kami semua. Pokoknya, selama masa KKN, yang biasanya melas, kelaparan, ini malah sebaliknya. Masa KKN malah bikin anggota kelompok VIII ginuk-ginuk, montok, alias gendut, hahaa.. Saya lumayan deket dan akrab sama Retno, waktu semasa KKN dulu.

Anggota kelompok VIII yang ke-empat, namanya Bambang. Lengkapnya Bambang Wahyudi. Asli Madura, tapi namanya Jawa banget ~~> Bambang (keluarganya dari Jawa, sih). Dia tipe cowok introvert, sedikit pemalu, pinter, diam tapi (kadang) menghanyutkan, pake kacamata (saya suka liat cowok berkacamata), rajin sholatnya, sabar (tapi kalo udah marah, mengerikan). Dia punya pacar, namanya Aya, lebih pendiam daripada si cowok. Katanya sih, pacaran dari SMA, udah lebih dari 4 (empat) taon. Si Aya nih seritanya, cinta mati banget sama si Bambang. Bisa dibilang cenderung posessif. Dia orangnya serius, sama kayak si Bambang.  

Awalnya, Bambang lebih cepet akrab sama Mbak Yeni; anggota ke-lima. Mbak Yeni, anak non reguler juga, sama kayak Mas Yasri, nggak pernah ketemu di kampus. Mbak Yeni orangnya lebih ke-cewek-an daripada saya dan Siswi, yang cenderung nggak bisa bersikap kalem *uhuk*. Dia angkatan 2002, kakak tingkat. Dia jarang ikut kumpul-kumpul bareng, sering ijin pulang; yang kadang bikin saya dan Siswi iri. Maklum yah, nggak tau kenapa waktu itu, siapa juga yang bikin peraturan, kita dilarang sering-sering meninggalkan posko, tanpa ada keperluan khusus. Dan yang paling hampir nggak pernah ijin keluar tuh saya, karena memang saya waktu itu nggak ngambil semester pendek, seperti yang lain (salah siapa, coba). Mbak Yeni orangnya dewasa. Tapi, nggak tau kenapa, Siswi, Retno, dan saya kadang nggak ngeh dan agak nggak bisa pro dan cocok sama dia. Tapi Mbak Yeni paling baik sama saya, dia sering bantuin saya masak kalo saya pas lagi kebagian piket masak (^_^). Dan, akhirnya, entah ide itu, muncul dari siapa, tau-tau memerintahkan saya untuk mendekati Bambang. Bukan mendekati dalam artian lain, tapi lebih ke semacam sebuah misi dimana saya harus memisahkan kedekatan mereka berdua; Mbak Yeni dan Bambang. (Maafkan saya, yah) -__-

Nggak tau gimana caranya, saya tiba-tiba bisa jadi deket dan nyambung gitu aja sama Bambang. Kita jadi sering curhat-curhatan. Selain sama saya, dia juga bisa deket sama Siswi. Kita berdua (saya dan Siswi) suka banget godain dan menginterogasi dia. Dia jadi agak terbuka dan bisa rame juga. Misi berhasil!! Dia; Bambang, lebih sering ngumpul dan ngobrol bareng kita. Dia jarang bareng lagi sama Mbak Yeni (jahat banget, ih) hehee.. Ternyata si Bambang harus semacam dipukul dulu, kalo semisal alat musik gong, sih; baru deh dia bersuara, mulai berkicau. Dan lagi, nggak tau siapa yang memulai, aku dan Siswi manggil dia dengan panggilan sayang "Say" dan bukan Bambang lagi. Dan itu keterusan loh, sampe sekarang. Malah, kalo manggil nama asli, malah kesannya aneh. Itu saya, sih; ngga tau Siswi, hahaa..

Pernah nih, godain Bambang pas pacarnya, si Aya, nyamperin ke posko. Siswi yang usil, manggil-manggil dan ngasih pesen ini itu dengan suara kenceng, manja, dan dibuat-buat. Saya ngakak dan akhirnya jadi terpengaruh buat ikut-ikutan juga, sok-sok-an manggil mesra, pesen ini itu ke Bambang. Hasilnya? tampangnya si Aya langsung mengkerut bete, alisnya nyambung jadi satu, mundul dua tanduk di kepalanya, sebelah kanan dan kiri (cih, nggak segituny juga kali). Dan si Bambang cuman bisa pasang muka cengar-cengir, mesem-mesem, pasrah tanpa perlawanan..(^o^)

Anggota berikutnya, namanya Kun Hero Yudha. Seperti namanya, yang ada semacam hero-hero(nya), dia bodynya tinggi, gede, kekar, semacam dempal; kalo orang Jawa bilang. Ternyata eh ternyata, doi pernah ikutan fitnes *pantesan* -_- Dia kakak tingkat juga, jago silat, sok jaim (awalnya), baik, mbeneh sama saya *uhuy*. Nggak tau juga ceritanya gimana, saya memanggilnya dengan panggilan sayang; "Om", sampai sekarang pun cuman saya satu-satunya (kayaknya) orang asing (baca: bukan saudara) yang mangggil dia dengan panggilan "Om Kun". Om kun ini, waktu itu juga punya pacar. Dia, kalo sekarang sih bisa dibilang lebay banget; pas ikut KKN, di posko sampe bawa-bawa t-shirt milik pacarnya yang udah disemprotin parfum si ceweknya itu, pas terakhir ketemuan, LDR sih, pacarnya di Jogja. Saya sering banget ngolok-ngolokin dia soal tuh t-shirt. Coba bayangin aja, kaos warna item; warna itemnya udah agak luntur, sih, tiap malem kalo mau tidur kaos itu dipeluk-peluk, dicium-cium, diendus-endus baunya, sampe kucel, dan mungkin tercampur sama ilernya dia pas lagi tidur. Dan, kaos kucel itu nggak pernah dicuci, demi menjaga aroma parfum, biar nggak ilang bau si empunya kaos itu, dan entah sudah berapa lama mereka berdua nggak ketemuan. Ngelesnya dia sih, biar bisa tidur nyenyak dan bisa mimpi indah bareng ceweknya. Nah, bisa kebayang nggak gimana aroma asem campur wangi yang usah nggak jelas, ditambah dengan iler yang nggak sengaja netes di kaos kucel tersebut??
-_-

Om kun ini, kalo lagi di rumah, sikapnya langsung 180 derajat berubah total. Jadi pendiam, sopan, bicaranya halus dan pelan, sikapnya dijaga. Tapi, coba kalo udah di luar, becandaan bareng saya, misalnya. Sungguh diluar jangkauan umat manusia yang normal. Dia harusnya jadi artis sinetron, gitu, bisa bersandiwara *aih*. Saya jadi inget, waktu itu saya abis disamperin sama pacar saya, doi bawain cemilan kesukaan saya *uhuy*, seneng dong. Dan, yak, beberapa hari kemudian, pacar saya itu menghilang tiada kabar. Sms nggak pernah dibales, telpon juga jarang diangkat, insting detektif saya mencium aroma ketidakberesan. Saya jadi penasaran dan akhirnya mencari alasan untuk ijin ngambil barang di kosan, untuk keluar dari posko. Saya pulang ke kosan bareng Siswi. Sambil menyelam, minum air; saya juga nemuin pacar saya yang bermasalah itu. Endingnya? saya putus!! Drama lagi deh, waktu itu.. Yah, maklum lah, namanya juga lagi putus cinta, sakit hati lah. Di depan pacar, saya nggak mau lah nangis (nahan), gengsi dong.. Tapi, pas pacar (eh udah jadi mantan), pulang, langsung deh nangis kenceng. Jeleknya nih, saya kalo nangis, dikit aja, mata udah sembab banget. Pas dijemput Siswi, dia kaget. Tadinya dia mau marah-marah, gara-gara saya nggak balesin sms dan telpon dari dia, pas liat mata saya merah dan sembab banget, dia jadi meleleh nggak jadi marah. Drama lagi, Siswi menghibur saya, yang lagi patah hati, seakan dunia kiamat *halah* :p

Pas pulang ke posko, saya yang biasanya sumringah, ceria, mendadak jadi kalem, lembut,  dan nggak banyak ngomong. Om Kun yang becandain saya terus, dan nggak tau apa-apa, malah kena semprot, akibat luapan emosi dan drama saya. Mahkota "Drama Queen" langsung bertengger, deh di atas kepala saya..hiks -_- Tapi, yang namanya Om Kun tuh emang gila, emang gokil, emang nggak waras. Masa' iya dia malah ngeluarin jurus smack down ke saya, saya ditutupin sama selimut trus dikasih jurus melumpuhkan lawan di laga silatnya, bisa kebayang kan gimana keselnya saya sekaligus meronta-ronta ketawa ngakak. Pokoknya kalo udah di luar rumah, sikap dia langsung jadi kayak orang sarap, menggila bukan main. Sampai ngelus dada saya dibuatnya..(hihii). Saya tau waktu itu, niat dia sebenernya mau menghibur saya (tingkyu, Om) *kecupjauh*.

Abis itu, besoknya atau kalo nggak malah sorenya (lupa), eh Om Kun putus juga. Gantian saya yang becandain dia, godain dia. Yah, meskipun dia ketawa ngakak saat itu, tapi pasti dalam hatinya juga galau, meronta-ronta menahan perihnya putus cinta, hahaa.. Aku dan Om  kun jadi kayak  semacam janjian gitu putusnya. Jadilah, di posko itu, keponakan dan om yang kompak lagi patah hati *ehem*.

Oh iya, ada anggota satu lagi yang belum saya sebutin. Namanya, Maulana Fatkhur Rozak. Panggilannya Ma'ul. Orangnya lumayan item, tinggi, kurus, kadang suka nyebelin, tapi sebenernya baik juga. Pernah nih, waktu itu lagi kerja bakti bersihin posko. Nah, pas di bagian WC tuh paling jorok. Saya paling nggak tahan dan sempat hampir muntah. Etapi, Maul langsung dengan sukarela ngebersihin tuh WC. Baik banget, kan? :) Saya sama Siswi saling toleh dan bersamaan manggut-manggut, trus senyum nyengir kuda. Dia satu-satunya anggota yang paling jarang stay di posko. Selalu ada aja alasan buat keluar ijin, dan memang, sih, kebetulan jadwal kelas semester pendeknya paling banyak dibanding yang lain. Alhasil, kita (aku, Siswi, Om Kun, si Say, dan Retno) ngga begitu akrab sama dia. Dia lebih nyambung dan cocok kalo ngobrol sama Mbak Yeni. Paling suka pake kaos you can see loreng, mirip tentara.

Bicara soal KKN versi anak kampus- Kisah Kasih Nyata, di posko kami nggak ada tuh yang sampe cinlok kayak di posko-posko kelompok lain. Yah, sebenernya hampir sih... cuman pas si cowok ngaku, si ceweknya masih ngga ada niat. Pas si cowok udah nggak, si cewe malah sempat agak-agak ngarep, tapi sayangnya si cowok yang jadi ngga ngeh. Batal deh! Hahaha..

Sampai sekarang, saya masih menjaga komunikasi sama Siswi, si Say, dan Om Kun. I love you, all *kecupjauh*. Dan, Mbak Yeni ngilang ngga tau kabarnya sama sekali, nggak ada kontak. Mas Yasri, ngilang juga, tapi pernah sekali kontak, trus ngilang lagi nggak tau kemana. Retno, masih di Jember, kemaren sempat main ke rumah. Pacarnya ganti, kebetulan rumah pacarnya itu selokasi dengan kampung tempat saya tinggal. Ma'ul, sekarang kerja di Jakarta, masih lumayan sesekali pernah chating kalo lagi sama-sama online.


Somehow, masih banyak cerita lucu yang lain selama masih KKN dulu. Nanti, kalo nggak lupa, saya akan menceritakan di part.2 *halahh*. Well, jadi memang yang namanya Kisah Kasih Nyata itu memang benar adanya, yah meskipun bukan melulu kisah kasih antara dua lawan jenis yang menjalin kasih, tapi yang saya maksud adalah kisah kasih yng terjalin diantara kami. Kisah lucu, sedih, dan senang yang membuat kita sering senyum-senyum bego sendiri pas tiba-tiba inget. Kisah yang membuat saya selalu merindukan masa-masa itu. Kisah yang membuat saya punya rasa cinta dan sayang kepada teman dan sahabat. Dan memang, saya masih mencintai kalian, kawan.. :)


Dan, inilah beberapa sisa foto yang masih tersimpan... :)


Bambang si Say, yang paling rajin ngajar ^_^

Ini pas lagi ditraktir makan-makan sama Mas A

Mbak Yeni & Mas Yasri lagi asik tanya-tanya soal tembakau

Anak tetangga depan posko; Aldi &.... (lupa)

Pada seneng nampang di kamera

Om Kun lagi menunjukkan kekuatannya, hohoo (^o^)
 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei