Rabu, 27 Juni 2012

Karena semua Butuh Waktu, Juga Proses

di 6/27/2012 02:36:00 AM 0 komentar


Yuhuu, haluu... saya mau cerita dikit-dikit nih..:) Cerita tentang banyaknya penipuan yang berkedok lowongan kerja--dan lain-lain plus sih, heuheu.. :) Mungkin cerita saya ini basi, mengingat sudah dari jaman dulu banyak penipuan semacam ini. Ya, intinya, kita memang harus waspada *yaiyalah*


Jadi ceritanya, saya beberapa kali sempat lihat iklan lowongan kerja yang dipasang di jalan (sambil lalu aja sih ngelihatnya), sampe tadi siang, saya lihat dan baca sendiri. Intinya isinya seperti ini:


Lowongan kerja
Dibutuhkan segera HRD, Admin, Gudang, Receptionis dll
Penempatan Jember, Banyuwangi, dan sekitarnya.
Hubungi pak Ikbal 085745581xxx



Saya penasaran, terus iseng aja kirim sms ke nomer tersebut dengan mencantumkan data seadanya sesuai permintaan iklan tersebut. Dan yak, nomer tersebut langsung membalas dan bilang: "untuk Anda, langsung kerja tanpa tes, diterima untuk posisi staf kantor (adm, spv, acc)/ staff gudang dengan penghasilan 1,8 - 3 jt/bulan. Disuruh bawa surat lamaran ditujukan ke pak Ikbal, selaku supervisor baru, di Jl. Slamet Riyadi no. 119, Baratan Patrang - Jember. di sms tersebut, disebutkan perusahaannya bernama PT. Mitra Utama Global. Di akhir smsnya, dia bilang datang atau nggak mereka minta dibalas smsnya, semacam konfirmasi gitu lah..

Ya secara otomatis, ada aroma-aroma mencurigakan kan pastinya (?) Emangnya ada gitu hari gini cari kerja segampang itu;  nggak pake tes, langsung kerja--impossible banget lah -__- iya nggak sih (?)
Kemudian saya gugling aja nama perusahaan itu, dan ternyata hasilnya banyak banget yang bilang itu semacam perusahaan abal-abal, banyak yang mengaku kena tipu. Ternyata PT. MUG ini sudah terkenal...penipuannya, haha!


Ini beberapa link yang menceritakan tentang pengalamannya dengan PT. MUG ini: 
http://kaskus-forum.blogspot.com/2012/05/hati-hati-penipuan-pt-mitra-utama.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/06/03/pt-mitra-utama-global-penipu-semakin-gencar-beriklan/
http://www.klikunic.com/2011/07/waspada-penipuan-pt-mitra-utama-global.html
http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=14493397
dan mungkin masih banyak lagi sih, kalau mau searching lagi artikel yang lain yang serupa.
***
"Mencari pekerjaan itu hampir mirip dengan pasangan--jodoh." ~ Dan's

Iya, menurut saya mencari pekerjaan memang seperti jodoh, sebanyak apapun usaha yang kita lakukan demi mendapatkan pekerjaan, tapi kalau memang belum waktunya dan kalau belum berjodoh, maka nggak bakalan dapet. Dan, tetap waktulah yang menjawab semuanya, dan semuanya hanya ada di tanganNya. Kita  hanya bisa berikhtiar; berusaha dan berdoa, tapi semua keputusan ada  di tangan Tuhan. Dia-lah yang Maha Berkehendak.


"Hidup adalah sebuah proses, dan (yang akan) selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan."

Setiap manusia memiliki proses hidup yang berbeda-beda di setiap potongan puzzle kehidupannya. Dan proses tersebut masing-masing juga berbeda bentuk atau caranya. Ada yang mengalami prosesnya terlalu cepat, sedang, ataupun agak sedikit lambat. Mungkin, sama seperti penyakit cacar air, yang konon katanya setiap orang akan mengalaminya--ada yang pas masih kecil, remaja, ataupun malah yang telah dewasa.


Saya ingat, saya pernah ngomong suatu waktu; "kok baru sekarang sih saya mendalami hobby anu, padahal kalau saya mau, saya bisa aja lebih mempelajarinya dari dulu." kepada seorang teman. dan pernyataan semacam ini juga sering saya dengar dari beberapa orang di sekitar saya, "kenapa nggak dari dulu-dulu  saya ini itu (?)" "kenapa nggak dari kemarin-kemarin saya begini begitu(?)" dan pernyatan-pernyataan lain yang tekesan "menyesal" dengan apa yang baru saja mereka alami--yang mungkin barangkali itu baik atau malah buruk bagi dirinya. Dan ketika saya begitu, teman saya @tikkaka memberi jawaban yang lantas kemudian membuat saya berpikir dan menyadari akan sesuatu. Dia bilang; "berarti memang waktunya Mbak Danie sekarang, bukan kemarin, dulu, atau besok, tapi ya sekarang ini." Saya diam, memasukkan perkataan itu ke dalam hati dan... ya, memang waktunya saya ya sekarang,--saat ini. Tuhan Maha Tahu kapan waktu yang baik dan tepat untuk kita--dalam segala hal, apapun itu. Semua sudah ditulis di petaNya. Dia juga bercerita  bahwa dia juga pernah mengalami hal yang serupa. Semua orang pasti akan mengalami fase-fase kehidupannya sendiri-sendiri, dengan bentuk, cara, serta waktu yang berbeda-beda.


Hidup juga tak akan pernah lepas dengan pilihan-pilihan yang seringkali mengharuskan kita untuk memilih salah satu--yang akan kita jadikan prioritas.

Suatu waktu, seseorang dari masa lalu muncul dan menanyakan kabar saya--yang sempat vakum bekerja karena luka kecelakaan, dan baru mulai berjuang lagi untuk mencari pekerjaan setelah sembuh. Saya bilang, kalau saya baru saja mundur dari tes kerja yang sebenarnya meluluskan saya ke tahap tes selanjutnya. Dan  tanpa menanyakan alasan kenapa saya memilih untuk mundur dan tidak mengambil kesempatan itu, dia yang seolah-olah tahu segalanya tentang saya bilang; katanya saya terlalu pilih-pilih sama pekerjaan. Saya cuma tersenyum dan memilih untuk tidak melanjutkan cerita saya lagi.  Bukankah memang hidup selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan (?) Dan setiap pilihan itu, pasti ada tolak ukur baik atau buruk, untung atau rugi, serta mana yang lebih jadi prioritas dalam hidup kita. Akan selalu ada alasan di setiap kita mengambil keputusan dalam suatu pilihan--apapun itu. Dan mungkin hanya kita sendiri yang tahu alasan itu--juga Tuhan.


Kita sebagai manusia--makhluk yang sempurna, pasti diberi akal, pikiran, serta rasa, jadi pasti tahu batas-batasnya--batas kewajaran dalam memilih sesuatu. Jadi, apapun pilihan itu, yakinlah Allah akan menunjukkan jalan yang terbaik bagi setiap umatNya. Karena semua butuh waktu, juga proses. Dan karena semua akan indah pada waktunya. Amin!

Dan kembali pada topik awal *iyes, ini bahasannya terlalu melenceng, hehee, maaf :D * bahwa selain berikhtiar kita juga harus tetap semangat dan tetap waspada. Jangan sampai terjebak dalam lowongan kerja abal-abal. Semoga orang-orang yang menipu sesama akan mendapat balasannya. Amin.. :')


Keep fighting!! (^o^)9

Rabu, 20 Juni 2012

Genggaman Tangan

di 6/20/2012 03:07:00 AM 0 komentar

Libur sekolah telah tiba. Sungguh senang bukan main rasanya. Apalagi liburan kali ini aku mempunyai seseorang yang sangat istimewa. Seseorang yang dari dulu kusukai dan jarang kutemui, kini hampir tiap saat  bisa bertemu. Setiap hari aku bisa menatap mata indahnya. Setiap hari aku bisa bermanja-manja dengannya. 

Aku senyum-senyum sendiri sepanjang perjalanan pulang, di hari terakhir sebelum libur sekolah. Tidak kuhiraukan tatapan beberapa temanku yang penuh tanda tanya dan ikut tersenyum melihatku.

“Kamu kenapa sih, dari tadi kok senyum-senyum sendiri?” akhirnya salah satu temanku tidak bisa menahan rasa penasarannya.

“Hehehe...rahasia dong,” jawabku terkekeh yang membuat mereka semakin penasaran. Aku tertawa puas. 
***
Aku sengaja bangun pagi, karena hari ini aku akan berangkat ke Tawangmangu---tempat tujuan liburanku bersamanya. Sudah sejak lama aku ingin pergi ke Tawangmangu, ke air terjunnya, yang konon sudah ada sejak masa kolonial Belanda.

Setelah sampai di sana, aku segera membeli tiket masuk dan mulai menuruni anak tangga yang banyak menuju ke tempat air terjun---sekitar 200an anak tangga. Sepanjang perjalanan menuju air terjun, aku tidak melepaskan genggaman tanganku darinya. Sepanjang perjalanan pula, aku tidak berhenti berceloteh, bercerita apa saja, meskipun yang kuajak bicara hanya sesekali menjawab.

“Ma, itu pohon apa?” tanyaku yang selalu ingin tahu.

“Itu namanya pohon Saman, Sayang.”

Iya, kali ini aku pergi berlibur bersama Papa dan Mama baruku---Mama Kiran. Seorang perempuan yang belum lama ini dinikahi Papa. Seorang perempuan yang namanya hampir sama denganku, dan aku langsung jatuh cinta padanya sejak Papa mengenalkannya padaku. Dia adalah seorang ibu yang telah lama kuidam-idamkan. Seorang ibu, yang akan selalu mau mendengar ceritaku. Seorang ibu, yang mau menganggapku anak kandungnya sendiri.

Dan ini adalah liburan pertamaku ke Tawangmangu, yang tidak hanya kunikmati bersama Papa, tapi juga bersama Mama. Mereka adalah dua orang yang sangat kusukai dan sangat istimewa dalam hidupku. Aku tidak akan melupakan perasaan ini---ketika tangan kami saling  bergenggaman---hangat.

Sambil makan, aku melihat keindahan alam yang sangat indah; air terjun setinggi sekitar 80 meter yang memancarkan airnya tanpa henti, juga pohon-pohon besar berwarna hijau segar. Rasa capek langsung hilang saat aku melihat kedua orang yang paling kusayangi tertawa bahagia.

Iya, hidup ini memang indah jika kita selalu mensyukurinya.*

Ditulis untuk #15HariNgeblogFF2
Day: 9

RAMAI

di 6/20/2012 01:36:00 AM 0 komentar

“Tolong, beri aku waktu!” ucapku di antara isak tangisku. Lelaki di depanku ini akhirnya mau sedikit merenggangkan tangannya, kemudian menunduk lesu. Aku segera beranjak pergi meninggalkanmu. Aku tidak ingin tangisku semakin menjadi-jadi di depanmu. Aku tidak ingin tampak seperti perempuan lemah yang tidak percaya diri, meski pada kenyatannya saat ini aku sedang mengalaminya.

Adalah Dhimas---lelaki masa laluku, yang sejak lima bulan terakhir ini kembali mengisi hari-hariku yang kulalui dengan penuh kegembiraan.  Kamu, yang dulu menghilang kini datang kembali, menawarkan seikat mimpi tentang masa depan. Rasanya seperti mimpi, bisa kembali dekat dan menghabiskan waktu bersama denganmu.
***
“Kamu di mana? Jangan membuatku cemas.” Entah itu SMS ke-berapa kali yang kuterima darimu, yang masih membuatku enggan untuk menjawabnya. Aku menghela nafas dan kembali melangkahkan kakiku di sepanjang Malioboro, tanpa tujuan. Sesekali berhenti dan melihat-lihat barang khas Jogja yang dijajakan di sepanjang jalan Malioboro ini. Suasana ramai selalu menghinggapi kawasan ini. Tak pernah sepi pengunjung, meskipun bukan hari libur. Dan aku menikmati keramaian ini untuk menutupi hatiku yang seringkali dihinggapi sepi yang entah.

Hampir dua minggu ini aku sengaja menghilang darimu, mengabaikan panggilan telepon atau pesan singkatmu. Aku kaget dan tidak bisa berpikir jernih saat tiba-tiba kamu memintaku untuk menjadi ibu baru untuk putri semata wayangmu. Kinar---gadis kecil yang langsung kusukai sejak pertama kali kamu mengenalkannya padaku. Gadis yang namanya hampir mirip denganku.Harusnya aku senang dengan lamaranmu, tapi entah kenapa, tiba-tiba perasaan ragu dan tidak percaya diri datang padaku. 

Aku duduk di pinggir jalan Malioboro, mengedarkan pandanganku ke segala arah, dengan pandangan kosong. Aku menghela nafas dan meneguk minumanku.

“Kiran...” Aku hampir tersedak saat tiba-tiba ada tangan menepuk bahuku dan memanggil namaku. Aku segera menoleh ke arah suara itu berasal. Mataku tak berkedip, tak percaya.

“Dhimas..kamu?” ucapku terbata-bata.

“Ahirnya ketemu juga. Aku mencarimu kemana-mana. Aku ingat, kamu pernah bercerita tentang Malioboro yang menjadi tempat favoritmu, makanya aku mencarimu di sini.” Katamu sambil mendekapku erat.

“Kamu jangan ngilang lagi, ya... Aku dan Kinar sayang banget sama kamu, Kiran.”

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Hanya perasaan haru yang hinggap memenuhi pikiranku. Ternyata hati kecilku tidak bisa berbohong. Aku benar-benar masih mencintai lelaki ini, juga Kinar---gadis kecil yang mungkin memang ditakdirkan untukku yang tidak bisa memiliki keturunan, sejak rahimku diangkat setahun lalu akibat kecelakaan yang menimpaku. Dan Dhimas, tidak peduli dengan keadaanku yang tidak sempurna ini. Dia mencintaiku apa adanya. Dia menjadikanku sempurna atas ketidaksempurnaanku dengan menghadiahkan Kinar menjadi putriku.

Aku mengusap air mataku, tersenyum dan mengangguk pelan.

Seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutku---ramai, seperti Malioboro yang juga ramai sore ini.*

Ditulis untuk #15HariNgeblogFF2
Day: 8

Sabtu, 16 Juni 2012

Sepanjang Jalan Braga

di 6/16/2012 03:56:00 PM 0 komentar

Sore ini kuputuskan untuk menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar Jalan Braga—salah satu tempat favoritku. Di kawasan ini hampir tak pernah sepi pengunjung, selalu ramai hampir 24 jam, all day long. Banyak gedung-gedung tua peninggalan Belanda yang berjejer megah, dengan arsitekturnya yang selalu berhasil menghipnotis mataku, membuatku berdecak kagum. Selain itu, hal yang membuatku senang jika jalan-jalan di kawasan ini adalah aku bisa memanjakan perutku dengan jajanan khas Bandung.

Setelah beberapa saat berjalan, aku memilih untuk duduk di sebuah kursi dan menikmati beberapa jajanan yang tadi sempat kubeli. Kuedarkan pandanganku, mengamati orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan ini. Tampak segerombolan anak muda yang sibuk mengarahkan knop lensa kameranya, membidik segala macam obyek yang menarik, beberapa pasangan yang berjalan berpegangan tangan, juga anak-anak kecil yang berlarian. Semua terlihat bahagia.

Entah bagaimana, tiba-tiba sekelebat bayanganmu muncul begitu saja dalam ingatanku. Rasa perih sekaligus rindu, kompak memenuhi pikiranku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, mencoba mengusir kamu dari dalam otakku. Iya, kamu harus segera enyah dari ingatanku. Tapi kamu tahu kan, rindu bisa saja muncul sewaktu-waktu tanpa pernah kita mau. Semakin aku memaksa untuk mengusirmu, semakin kerap kamu datang menghampiriku.

Aku mengutuk diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku begitu mudah terperdaya kata-kata manismu. Bagaimana mungkin aku begitu saja jatuh cinta padamu. Sampai sebelum akhirnya, seorang perempuan muda berparas manis tiba-tiba menghubungiku dan ingin bertemu denganku. Dia mengaku bahwa dia adalah istrimu. Aku terkejut bukan main, kepalaku berat, dan tiba-tiba segalanya terasa gelap. Kamu tahu, kini aku benar-benar membencimu!!

Aku menghela nafas panjang. Kuteguk pelan teh botolku. Aku mengedarkan pandanganku lagi, mencoba mengusir lamunanku. Tanpa sengaja mataku menangkap bayangan yang tak asing bagiku, sosok yang begitu kukenal. Iya, itu kamu!

Satu detik, dua detik, tiga detik, mataku tak berkedip, aku terpaku menatapmu. Jantungku berdegup kencang. Kucoba mengatur nafasku yang mulai tak beraturan. Aku menggeser dudukku, berusaha agar tak tertangkap matamu. Aku memandangimu dari jauh, diam-diam.

Sesaat sebelum aku akan beranjak berdiri, perempuan yang menemuiku saat itu muncul dari  ballik punggungmu, mengurungkan niatku untuk membuat perhitungan denganmu, dan mungkin akan mendampratmu habis-habisan. Iya, setelah kejadian waktu itu, kamu seperti hilang ditelan bumi, menghilang begitu saja tanpa pernah meminta maaf padaku.

“Ayah, aku mau mainan itu,” tiba-tiba terdengar suara anak kecil merengek manja dan menarik-narik celanamu. Kamu menoleh ke arah suara itu, tersenyum dan merengkuh anak kecil itu dan menggendongnya di pelukanmu---seorang gadis kecil berusia sekitar dua tahun dengan baju berwarna pink dan rambut yang dikuncir lucu. Lalu, perempuan disampingmu ikut tersenyum dan mengecup gadis kecil itu. Aku melihat kalian bertiga tertawa. Tampak bahagia.

Tanpa sadar bulir kecil menetes dari sudut mataku. Bagaimana mungkin aku tega merusak kebahagiaan yang kulihat sekarang ini. Aku segera menyeka air mataku. Tiba-tiba perasaan  lega muncul dalam hatiku. Perasaan yang aku yakin, kelak akan mengobati lukaku. Dan senyum itu---senyum yang tak pernah kulihat sebelumnya, biarkan tetap seperti itu.

Aku beranjak dari kursiku, melanjutkan acaraku menikmati sore hingga menjelang malam di sepanjang jalan Braga---dengan senyuman.*

Ditulis untuk #15HariNgeblogFF2
Day: 5

Kamis, 14 Juni 2012

Namaku dan Namamu

di 6/14/2012 12:25:00 AM 0 komentar
Cinta adalah aku dan kamu, menuliskan nama kita pada angkasa. Namaku akan menjadi angin, dan namamu adalah awan-awannya. Mereka akan saling berkejaran, membentuk gumpalan-gumpalan mendung. Kadang bergemuruh gelora, kadang tenang melayang. Lalu nama kita akan menjadi hujan, menumbuhkan harapan-harapan. Membentuk sungai-sungai yang mengalir bersama menuju laut dan berlabuh di sana selamanya. Sepanjang waktu nama kita akan berdebur berdenyar, mengusik ikan-ikan hingga bingung dan tergugu biru.. *zy
 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei