Senin, 28 Mei 2012

Just Capture It!

di 5/28/2012 04:40:00 PM 0 komentar
Ehm... jadi ceritanya nih, saya lagi seneng main instagram gituuh. Biasanya kan saya yang sukanya difoto, jadi modelnya gitu *halah* tapi kali ini lebih suka jadi tukang fotonya.. yah, sayangnya cuman pake hape, belom punya duit sih buat beli kamera yang itu tuhh *tunjuk-tunjuk kamera DSLR* -__- Tapi gapapa deh, yang penting udah pernah nyobain motret pake kamera yang wuih itu, punya temen sih ( ._.) Mhihiii norak banget yak saya. Aaakk... ~~(/o)/


Dan yak, saya pengen post beberapa fotonya. Ini dia... *jengjeng* \o/


The rainbow

Andhong #jogja


I'm just a little cloud


Jl. W.R Supratman di siang yang terik #Malang


 Behind the umbrella


 Ini senjaku, bagaimana senjamu?


 The bridge on the river


Bangku kosong #watudodolBeach


a little cloud and tree

Morning sky #jogja

Udah ah, itu aja. mhihii... :)) Oiya, jadi nih ya, menurut saya pribadi, sebenernya setiap foto (apapun) itu ada ceritanya loh.. dan saya  percaya itu. Setiap benda, setiap moment, atau apapun itu bisa diabadikan lewat foto. Dan... kalaupun memang foto yang kita buat nggak ada ceritanyanya sama sekali, foto narsis misalnya (saya dulu suka gitu, mhihihii) yah paling nggak pasti ada lah sesuatu yang membuat kita termotivasi untuk memotret. Seperti misalnya, pas abis bangun tidur, trus ngaca, eh lha kok kitanya keliatan cakep, daripada waktu-waktu lainnya, terus photo-photo deh... :D Nah, hal-hal kecil yang kadang absurd seperti itu bisa juga toh jadi cerita di balik sebuah foto (?) yah, meskipun sedikit maksa it's oke lah hahaha.. So, just capture it!! \('o')/ 

Sabtu, 26 Mei 2012

Luka dan Waktu

di 5/26/2012 04:06:00 PM 0 komentar


Pernah nggak, pas kita lagi beberes, tiba-tiba nemuin buku harian kita dulu... dan membacanya kembali. Kita seolah kembali lagi ke masa itu, teringat kejadian waktu itu. Dan tanpa sadar, kita tersenyum, saat kita membaca tulisan itu yang mungkin terkesan konyol atau kita yang terlalu memusingkan hal yang seharusnya tidak terlalu kita pusingkan pada saat itu. Kadang, kita juga berpikir bahwa kita terlalu drama, lebay, dan semacamnya. Hahaha... Iya, itu saya. Saya yang (mungkin) terlalu drama di buku harian saya, tidak tahu apakah kalian juga pernah merasa seperti itu (?) :)

Saya pernah merasa terlalu berlebihan untuk beberapa masalah yang seharusnya tidak perlu saya pusingkan hingga berlebihan seperti itu. Saya juga pernah merasa sedih hingga menangis untuk sesuatu (yang kini saya sadari) tidak perlu disesali, melainkan sebaliknya---harus disyukuri.

Saya menyebut semua itu adalah proses--dalam hidup. Dan semua itu ada waktunya sendiri-sendiri. Setiap orang tidak pernah sama waktunya untuk mengalami serangkaian proses tersebut. Saya yakin, setiap manusia---tak terkecuali saya, pernah mengalami hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup, tanpa pernah sempat kita duga atau kita bayangkan sebelumnya. Kehilangan seseorang yang kita sayangi, masalah dengan teman atau sahabat, orang tua, masalah sekolah, kuliah, kerjaan, dan lain-lain---yang memang pada saat kita mengalaminya, kita merasa saat itu adalah masalah besar atau hal terburuk dalam hidup kita. Kita panik, bingung, sedih, terluka, menangis, marah, dan berbagai perasaan lain  bercampur aduk jadi satu. Iya, saya pernah merasa seperti itu.

Dan kalian tahu, apa yang menyembuhkan segala "luka" saya itu??
Kalian benar; WAKTU. Dan saya pikir, saya harus berterima kasih pada waktu. Dia-lah yang menyembuhkan luka saya, menyembuhkan segala kesedihan saya.

Saya masih ingat, pas saya menuliskan di buku harian saya tentang perasaan betapa sedihnya saya saat kehilangan lelaki yang pernah saya puja dan cintai. Dan, kau tahu? Ternyata berpisah atau kehilangan lelaki yang pernah singgah di hati saya saat itu adalah keputusan yang terbaik bagi saya. Saya tidak pernah membayangkan, apa yang akan terjadi jika saat ini saya masih bersama si Anu. Atau mungkin, saya masih tetap kekeuh mencintai si Itu, yang sudah tidak menyimpan nama saya lagi di hatinya---mungkin. Bisa saja saya masih terjebak dengan perasaan sentimentil saya.

***
Pada intinya, semua yang terjadi dalam hidup kita itu sudah tertulis di petaNya. Tidak pernah ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur olehNya. Kita masuk universitas mana, kerja di perusahaan apa, menikah dengan siapa, atau mungkin hal-hal lain yang yang tak pernah kita tahu, tapi hanya Dia yang Maha Tahu. Hidup, yang kerapkali dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Kita memilih jalan kita sendiri, pilihan kita sendiri, tapi tetap Tuhan yang menentukan semuanya. Tetap Tuhan yang mengatur hidup kita. 

Dan semua yang terjadi dalam hidup kita itu pasti ada alasannya---serta hikmahnya. Bukankah kita sering mendengar quote : "Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita dengan orang-orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang benar." Iya, Dia ingin kita belajar terlebih dahulu. Hidup juga termasuk proses belajar juga, bukan?

Jadi, apabila kita terluka---karena apapun itu, percayalah bahwa memang "luka" itulah yang terbaik bagi kita. Kita hanya perlu bersyukur dan belajar untuk menyembukan luka tanpa memperparah luka tersebut. Dan waktu, yang akan membantu kita menyembuhkan luka itu, karena kita harus tetap melanjutkan hidup kita. Saya yakin kita bisa, kok! :)
Dan untuk kalian yang (mungkin) terluka hatinya, kalian bisa menyembuhkannya. Because i still believe, life goes on and there  are a lot of fish out there. So, what are you waiting for? Let's hunting, darl! *wink* 

Jumat, 18 Mei 2012

Rangkuman Tweet Sajak (meng)galau-ku #3 :)

di 5/18/2012 11:23:00 PM 0 komentar
Dan yak, saya masih meracau kacau di twitter, dan ini  yang part-3, Maret 2012 - April 2012. Dan inilah dia..*taraa* *lebay dan kacau* :D

- Aku hanya ingin berbisik pada malam; jangan cepat berlalu, agar pagi tak merampasmu dari pelukku.

- Aku ingin hujan yang rintik, membawa negasi kerinduan dalam mimpi indahmu.

- Pada hati yang membisu, kubisikkan lagu rindu, agar kelak kau selalu teringat padaku yang abu.

- Aku ingin selalu mengucap rindu, pada hati yang biru, walau ku tahu kita tak pernah satu.

- Biru mengaduh kelu, pada sebait puisi yang tersimpan manis di sepotong rindu yang bisu.

- Sebab hanya pada sepi, aku berkeluh kesah, tentang rindu yang membuncah.

- Sepi yang kutahu hanyalah malam, tempatku melepas angan dari mimpi yang kelam.

- Aku bosan dengan sepi, dia selalu hanya membuka luka di hati.

- Angin malam tak juga memberi tanda, kemana layar-layar rindu berlabuh, sedang sepi dan linang mata terus merajut doa.

- Ingin kusampaikan debar rindu pada denting malam, kala sepi dan kenangan membaurkan angan.

-Aku ingin mendengar debar hatimu, adakah namaku di situ?

Akulah pemuja rahasiamu, yang menitipkan rindu lewat derap kaki angin, dan tak ingin lekas terkikis sepi.

Rangkuman Tweet Sajak (meng)galau-ku #2 :)

di 5/18/2012 10:42:00 PM 0 komentar
Rangkuman tweet sajak-sajak kecilku yang menggalau kacau part-2, Desember 2011 - Februari 2012. Adalah sbb:

- Tunjukkan padaku cara mengeja rindu yang riang, karena hanya sepi yang setia menemani malamku yang usang

- Pada sisa malam, bibirku kelu mengeja namamu, agar kau datang dalam mimpiku.

- Rintik ini kunamai rindu, yang sesaat membuaiku dalam angan bersama bayanganmu.

- Rindu meluruh dalam peluh, hati mendayu, suara mengaduh, menyebut satu nama: kamu.

- Ingin kukecup rasa, di hatimu yang teduh, untuk melebur rindu yang kian mengaduh.

- Aku tak cukup mampu mengeja rindu  dalam aksara, karena di dalamnya terdapat banyak rasa yang tak dapat kujamah.

- Pada denting malam, kutanyakan segala rasa, tentang rindu, yang tak mampu kucerna, dalam bayang dan angan: hanyalah kenangan.

- Simpanlah kenangan itu di sudut terkecil dalam hatimu, supaya suatu saat, jika kau ingin, kau bisa mencipta rindu diam-diam.

- Di sore yang rintik ini, rindu kian menghampiri, membuatku ingin mencintaimu tanpa titik. kini dan nanti.

- Dan kau adalah malam, yang menghidupkan kenangan, saat angan mulai merayap dalam lamunan.

- Aku hanya mampu merengkuhmu dalam mimpi, karena hanya dalm mimpi, aku bisa mencipta rindu sebanyak yang aku mau.

- Gerimis mendekapku dalam sepi, hanya imaji tak berujung yang mampu menemani anganku, menyelami rindu.

- Di pagi yang rintik, kenangan tetiba menyapaku, bersama rindu yang tak pernah hadir; kamu.

- Bagaimana bisa aku melepas kenangan, sedang kau masih sibuk bermain bersama rindu dan angan, di dalamnya.

- Pada hening malam, gigil sepi mencipta rindu, mencumbu bayanganmu yang kabut: aku terpaku.

- kau tak ubahnya senja, yang hanya sekejap menawarkan rindu, kemudian pergi begitu saja bersama sepi yang kelam.

- pada sisa malam, aku ingin membingkai wajahmu hanya dalam mimpi, tak lebih; rindu.

-Aku ingin membuang rindu yang merayapi sepi, pada malam yang kian terasa sesak.

Rangkuman Tweet Sajak (meng)galau-ku #1 :)

di 5/18/2012 09:53:00 PM 1 komentar
Rangkuman sajak-sajak kecilku, hasil ngetwit kacau, heuheu.. bulan Oktober 2011 s/d Desember 2011. dan inilah dia *jengjeng* halah -__-

~ Sepiku berujung pada rindu yang meradang, hingga perlahan waktu menuntunku; meninggalkanmu.

~ Sepi itu kamu: yang selalu datang dengan diam yang entah.

~ Kau adalah kenangan, yang tak perlu dilupakan, pun juga diingat; perih.

~ Bibirku hanya bisa berucap entah, saat hati tak lagi merasa.

~ Rindu ini bersemi kala hujan, yang akan selalu datang bersama angan.

~ Dan udara perlahan mendingin, membeku bersama hatiku yang bisu.

~ Sorepun kembali dengan rinainya, mengingatkan kenangan pilu, aku kamu; dulu.

~ Senja perlahan datang, rinduku terasa mengambang; bimbang.

~ Di sore yang rintik,, peluh rinduku meluruh, menjala bayanganmu yang perlahan menjauh.

~ Selalu kusemat doa pada denting malam, hanya untuk mengeja kerinduan yang kian mendalam.

~ Bahagiaku sederhana, hanya dengan melihat senyummu di awal pagi, diakhiri dengan pelukan malam menjemput mimpi.

~ Rindu itu tampak lugu, ketika dengan riang kukecup bibirmu, dan kau sambut dengan peluk.

~ Aku tak cukup mampu menahan rindu yang menganga, ketika kenangan begitu membekas dalam tawa serta luka.

~ Aku memetik rindu pada dahanmu yang rindang, aku simpan, kemudian aku jaga agar tak menghilang dalam angan.

~ Aku adalah rintik, yang senantiasa membasahi hatimu dengan sejuta rindu, yang tak pernah kau tahu.

~ kau tahu, Sayang, rinduku kian meradang, saat jarak kian merenggang, dan bayanganmu semakin menghilang.

~ Kamu; senja yang selalu membuatku rindu, pada matamu yang sayu.

~ Di dadamu yang karang, tersimpan banyak rindu; aku ingin selalu memelukmu.

Rabu, 02 Mei 2012

Secangkir Teh Dan Kamu

di 5/02/2012 07:45:00 AM 0 komentar

Aku sangat menyukai teh. Panas ataupun dingin. Hampir setiap hari aku meminumnya. Secangkir teh yang kunikmati setiap paginya mempunyai rasa yang khas, yang belum pernah kutemui di tempat lain---teh buatan ibuku. Kau tahu kan, makanan atau minuman yang dibuat ibumu selalu jadi nomor satu. Dan aku sangat menyukai teh buatan ibuku. Bukan hanya aku yang menyukai teh buatan Ibu, tapi beberapa temannya, temanku, dan saudara kami. Dan Ibuku mengajariku membuatnya; tentu saja dengan teknik khususnya.

Akan lebih nikmat jika kau menikmati secangkir teh bersama dengan orang yang kau sayangi, ditemani dengan snack atau biskuit sambil menikmati senja yang menuangkan semburat jingganya. Dengan bercengkerama atau dengan menonton televisi yang kadang acaranya sedikit membosankan.

Seperti saat ini, sore ini. Aku membuat dua cangkir teh; untukku dan untukmu. Aku juga membuatkan pisang goreng, kesukaanmu. “Yang paling mantap tuh, sore-sore gini minum teh, camilannya pisang goreng,” ujarmu kala itu. Sejak itu, setiap kita mempunyai waktu luang, aku selalu membuatkannya untukmu. Iya, karena kesibukan kita masing-masing, kita menjadi jarang menghabiskan waktu bersama. Kita jarang menikmati keajaiban alam kesukaan kita; senja yang jingga. Dan kamu, adalah penggemar pertama teh buatanku.

Hingga detik ini, akhirnya kita bisa menikmati waktu favorit kita---senja, berdua, di beranda belakang rumah. Kita duduk berdampingan di kursi. Sesekali kau merangkulkan tanganmu, dan mengecup keningku. Berbagi cerita tentang rutinitas kita yang terkadang membosankan. Dengan hanya begitu, beban pikiranku jadi sedikit berkurang.

Namun, secangkir tehmu masih utuh. Sepiring pisang goreng kesukaanmu juga belum kau sentuh, hingga keduanya menjadi dingin. Sementara aku, masih dengan secangkir teh yang juga masih utuh di tanganku. Diam.
“Ma, ayo..katanya mau main rumah-rumahan sama Adek?” Nayla, putri semata wayangku menarik-narik lengan bajuku. Aku kaget dan tersadar dari lamunanku. Tak terasa air mataku mengalir. Ternyata aku masih saja terus merindukannya, hingga hari ini, detik ini. Aku seperti orang gila yang tanpa sadar berbicara sendiri dan hanya bisa memeluk bayangannya---suamiku, yang hari ini tepat satu tahun sejak kecelakaan yang merenggut nyawanya.*
 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei