Selasa, 11 Desember 2012

Episode Rindu

di 12/11/2012 10:46:00 AM

Pagi yang selalu sama, senyummu Amee dimana-mana. Bahkan di secangkir kopi yang belum kusentuh. Ini rindu atau butuh.

Di luar hujan, Danie, aku melihatnya sebagai rindu yang kau hunjamkan ke dadaku--ke tubuh apiku.

Pun aku, Amee, tak pernah mampu mengingkari rindu yang kini menjelma menjadi hujan yang rebah, di dada yang resah.

Danie, kaulah hujan yang dijatuhkan langit ke dadaku, kemarau yang tabah menunggumu, sebagai apa saja yang meluruhkan kesedihanku.

Ah, Amee, kau paling bisa membuatku tersipu, hanyut dalam bulir rindu yang haru, mengguratkan senyum di bibir yang beku.

Hanyutkan jiwaku Danie, pada matamu yang telaga, pada dekapmu yang samudera, rindu ini kian gelora.

Dan merapatlah ke jantungku Amee, bisikkan padaku kabar tentang ingatan yang terperangkap, tentang angan yang tercekat.

Apalagi yang kau takuti Danie? Akulah hujan yang membingkai pelangi di matamu--mata yang lelah meneteskan bebulir rindu.

Kangen ini Danie, debar yang mengakrabi degup di jantungmu, detak puisi yang berdenyut di nadimu.

Maka, kunamai engkau Amee; lelaki hujanku--senantiasa membasahi ladang rinduku, dengan bulir-bulir pelukmu.

Lalu aku akan menulis namamu Amee, juga namaku pada angkasa, membentuk awan yang saling berkejaran.

Haruskah kau kunamai perempuan matahari, Danie? Agar setelah hujan rindu, kau melukis pelangi di jumantara hati.

Kini, tak ada lagi yang kutakutkan lagi Danie. Ketika nama-nama kita mengangkasa di jumantara cinta--menjadi suar bagi rindu yang lelah.

Terima kasih, Amee. Akan kusimpan baik-baik setiap episode rindu milikku, juga milikmu, pada sepetak hati yang selalu basah--oleh bulir-bulir rindu kita.

* duet twit sajak berbalas dengan @dek_amee. :')

0 komentar:

Posting Komentar

 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei