Jumat, 14 Desember 2012

Mereka Bilang...

di 12/14/2012 11:47:00 PM

Mereka bilang, menikah bukan hal yang mudah. Iya.

Mereka bilang, menikah tak cukup hanya bermodalkan cinta. Iya.

Mereka bilang, menikah harus siap lahir dan batin. Iya.

Mereka bilang, jangan menikah kalau hanya untuk mengisi hidup, dan bukan untuk hidup itu sendiri. Iya.

Mereka bilang, menikah hanya untuk sekali seumur hidup. Iya.

Mereka bilang, jangan menikah hanya semata2 karena harta (calon) pasanganmu. Iya.

Mereka bilang, menikah pun masih soal memahami. Iya.

Mereka bilang, jangan menikah dengan orang yang tidak benar-benar kamu cintai. Karena itu nyaris kebodohan. Iya.

Iya. Semua yang mereka bilang itu benar. Tidak ada yang salah.

***

"Cinta bisa datang belakangan," kata mereka. Iya, benar. Tak salah.
Cinta bisa datang belakangan; ketika kita bersedia untuk tidak menutup hati kita. Ketika kita bersedia untuk belajar mencintai pasangan kita. Ketika kita bersedia untuk menerima pasangan kita, yang sebelumnya tidak kita cintai.

Namun, cinta TAK bisa datang belakangan, ketika kita dari awal telah menutup pintu hati kita. Ketika kita benar-benar tak ada keinginan untuk belajar menerima. Ketika kita tak ada niat untuk (paling tidak) menyukai pasangan kita. Ketika tak ada sekali pun chemistry.

Iya, bagi saya chemistry itu hal yang paling penting dalam menjalin hubungan. Diperlukan pikiran yang tenang dan tak ada unsur paksaan sedikit pun yang muncul dari hati kecil kita ketika kita dengan tegas mengatakan; "IYA, SAYA TERTARIK!"

Ketertarikan itulah yang kemudian berubah menjadi suka. Kemudian perasaan sayang.

Siapa bilang dalam mencari pasangan hidup, kita tak boleh selektif? Nonsense!
Siapa pun punya hak untuk memilih, juga dipilih. Setiap manusia mempunyai kriteria masing-masing, pilihan masing-masing. Setiap orang punya standart sendiri-sendiri. Dan itu hak mereka.

Tuhan menciptakan makhlukNya berpasang-pasangan. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa. Berusaha mencari pasangan, membuka hati kita untuk hati yang baru. Itu namanya usaha. Tetapi ketika segala usaha telah dilakukan dan hasilnya nihil, kita tak perlu putus asa. Tetap berdoa dan berdoa, meminta pertolonganNya. Saya yakin InsyaAllah Dia akan menjawab doa kita, di waktu yang tepat. Amin.

"Jodoh itu semacam gambling," kata salah satu teman saya. Iya, pendapat ini tak salah, ketika dihubungkan dengan tak pernah putus asa, tak menutup hati kita, dan mau mencobanya lagi. Lagi dan lagi. Istilah kerennya "move-on."

Saya pun begitu. Saya tak mau bersedih terlalu lama ketika saya putus dengan seseorang. Saya tak mau menutup hati terlalu lama ketika ada seseorang yang menawarkan hatinya untuk saya. Namun, bukan lantas saya menerima begitu saja hati mereka. Saya pun juga punya standart khusus, yang hanya hati saya sendiri yang tahu, juga Dia. Ketika hati saya merasa tidak sreg, tidak klik dengan "sepotong hati yang baru" itu (meminjam salah satu judul buku Tere Liye), maka saya pun tidak memberinya kesempatan untuk singgah di hati saya. Kenapa? Karena saya tidak mau menerima sepotong hati yang baru tersebut dengan perasaan terpaksa. Saya tidak mau memaksa hati saya, ketika hati saya dari awal ataupun pertengahan mengatakan tidak. Iya, kadang untuk mengatakan "tidak" itu butuh waktu.

Dan benar juga bahwa "tidak akan ada yang sempurna di dunia ini." Hanya saja, ketika chemistry itu ada dan hati kita klik atau sreg dengan sepotong hati yang baru tersebut, maka kita bisa belajar membuat ketidaksempurnaan itu menjadi sempurna, dengan cara kita sendiri. Dan dengan mengucap Bismillah, yakin bahwa sepotong hati yang baru tersebut memang sengaja dikirimkan Tuhan untuk kita.

Dicintai itu lebih baik daripada mencintai. Tapi akan lebih sempurna, jika kita bisa saling mencintai. Saling jatuh cinta. :')

*ceritanya lagi menggalau gitu. :'3

1 komentar:

MNA on 27 Desember 2012 pukul 23.50 mengatakan...

jadi sebenarnya menikah itu yang baik yang tidak terpaksa dan yang ... (apa)

Posting Komentar

 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei