Memikirkanmu?
Mungkin.
Aku
ingin sisa malam ini cepat berlalu, segera terlelap, dan menari-nari di alam
mimpi indahku.
Hingga
nanti, saat mataku terbuka di pagi hari, aku masih bisa tersenyum dan
menganggap itu semua hanya mimpi. Mimpi buruk.
Aku berharap seperti itu.
Tapi,
ternyata aku salah. Ini nyata. Sama sekali bukan mimpi!!
Sesaat
kilometer jarak menghampiri, aku masih tersesat.. Teringat kata-kata yang
hingga kini masih terngiang dan kadang membuatku perih; “saat hati mulai
bicara, akan ada hati yang terluka.” Iya, aku tahu bahwa pada akhirnya akan
seperti itu.
Menyedihkan!!
Menyedihkan;
di saat kita menyadari bahwa kita terjatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Menyedihkan;
di saat kita mulai berhasil menata kembali serpihan hati yang berserakan,
sebelum menyadari bahwa pada akhirnya hati itu akan hancur berantakan kembali.
Dan kita harus memulainya dari awal lagi.
Menyedihkan;
di saat kita mulai mencintai seseorang dan orang itu tidak pernah melihat kita.
Menyedihkan;
di saat kita menemukan apa yang kita cari, apa yang kita butuhkan ada pada
sekeping hati itu, sebelum akhirnya tahu ternyata hati itu telah memilih hati
yang lain.
Menyedihkan;
saat aku tahu tidak pernah ada namaku di hatimu.
Menyedihkan. Kasihan (?)
Tidak. Aku tidak ingin dikasihani. terlebih olehmu.
Pun kamu ingin aku tetap kuat. Tetap tersenyum.
Pun kamu ingin aku tetap kuat. Tetap tersenyum.
Iya,
aku akan kuat. Aku akan tetap tersenyum. Aku akan terus melangkah, meskipun
harus menggunakan “topeng” untuk beberapa saat.
Karena
kamu pasti tahu, senyumku adalah palsu.
Kamu
pasti tahu, kalau aku terlalu rapuh.
Kamu
pasti tahu, kalau aku akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
melangkah lagi ke depan.
Kamu
pasti tahu, kalau aku terlalu banyak menyimpan harapan semu.
Kamu
pasti tahu, bahwa di dalam hatiku ada namamu yang terukir di sana.
Kamu
pasti tahu itu.
Aku
hampir lupa seperti apa rasa luka itu, atas segala rasa sakit yang pernah
kurasakan sebelumnya, atas segala rasa yang dihindari oleh hati yang rapuh.
Aku
hampir lupa... hingga kamu menunjukkannya padaku---kini.
Kamu
menunjukkan segala rasa itu dengan sempurna. Sangat sempurna.
Terima
kasih, kamu!
Mungkin
luka akan segera berlalu, dengan seiring berjalannya waktu; aku harap begitu.
Selamat
tinggal, kamu!
Semoga
kamu lekas tergerus oleh waktu, menghilang, dan segeralah berlalu.
Ini
akan menjadi cerita, kisah, sejarah. Ah, entah apa pun itu; tentang aku dan
kamu.~
0 komentar:
Posting Komentar