Senin, 23 April 2012

Selamat Tinggal, Kamu

di 4/23/2012 11:41:00 PM
Mataku tidak bisa terpejam. Sama sekali.
Memikirkanmu? Mungkin.
Aku ingin sisa malam ini cepat berlalu, segera terlelap, dan menari-nari di alam mimpi indahku.
Hingga nanti, saat mataku terbuka di pagi hari, aku masih bisa tersenyum dan menganggap itu semua hanya mimpi. Mimpi buruk.  Aku berharap seperti itu.

Tapi, ternyata aku salah. Ini nyata. Sama sekali bukan mimpi!!
Sesaat kilometer jarak menghampiri, aku masih tersesat.. Teringat kata-kata yang hingga kini masih terngiang dan kadang membuatku perih; “saat hati mulai bicara, akan ada hati yang terluka.” Iya, aku tahu bahwa pada akhirnya akan seperti itu.

Menyedihkan!!
Menyedihkan; di saat kita menyadari bahwa kita terjatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Menyedihkan; di saat kita mulai berhasil menata kembali serpihan hati yang berserakan, sebelum menyadari bahwa pada akhirnya hati itu akan hancur berantakan kembali. Dan kita harus memulainya dari awal lagi.
Menyedihkan; di saat kita mulai mencintai seseorang dan orang itu tidak pernah melihat kita.
Menyedihkan; di saat kita menemukan apa yang kita cari, apa yang kita butuhkan ada pada sekeping hati itu, sebelum akhirnya tahu ternyata hati itu telah memilih hati yang lain.
Menyedihkan; saat aku tahu tidak pernah ada namaku di hatimu.
Menyedihkan. Kasihan (?)

Tidak. Aku tidak ingin dikasihani. terlebih olehmu.
Pun kamu ingin aku tetap kuat. Tetap tersenyum.
Iya, aku akan kuat. Aku akan tetap tersenyum. Aku akan terus melangkah, meskipun harus menggunakan “topeng” untuk beberapa saat.
Karena kamu pasti tahu, senyumku adalah palsu.
Kamu pasti tahu, kalau aku terlalu rapuh.
Kamu pasti tahu, kalau aku akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melangkah lagi ke depan.
Kamu pasti tahu, kalau aku terlalu banyak menyimpan harapan semu.
Kamu pasti tahu, bahwa di dalam hatiku ada namamu yang terukir di sana.
Kamu pasti tahu itu.

Aku hampir lupa seperti apa rasa luka itu, atas segala rasa sakit yang pernah kurasakan sebelumnya, atas segala rasa yang dihindari oleh hati yang rapuh.
Aku hampir lupa... hingga kamu menunjukkannya padaku---kini.
Kamu menunjukkan segala rasa itu dengan sempurna. Sangat sempurna.
Terima kasih, kamu!
Mungkin luka akan segera berlalu, dengan seiring berjalannya waktu; aku harap begitu.

Selamat tinggal, kamu!
Semoga kamu lekas tergerus oleh waktu, menghilang, dan segeralah berlalu.
Ini akan menjadi cerita, kisah, sejarah. Ah, entah apa pun itu; tentang aku dan kamu.~


0 komentar:

Posting Komentar

 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei