Sabtu, 11 Juni 2011

Kunang - Kunang Dimana Kau??

di 6/11/2011 09:30:00 PM
Dulu pas aku kecil sering banget liat (dan ketemu) sama kunang-kunang. Waktu lewat sawah, kebun, bahkan di semak-semak tanaman liar. Meski sempat dikasih tau kalo kunang-kunang tuh "kukunya orang mati" (entah info dari mana tuh) sama sekali nggak bikin aku bareng temen-temen seneng banget ngeliatin kunang-kunang. Rasanya malah pengen nangkep dan  dikumpulin trus dipelihara deh..Cuma waktu itu ngga tau kunang-kunang makannya apaan.hehee

Kalo ngeliat kunang-kunang ngumpul tuh rasanya seneng banget dan jadi mikir kok ada hewan jenis serangga yang ajaib gitu. Bisa kelap-kelip ngeluarin cahaya. Rasanya romantis banget.hahaha..
Itu dulu,pas aku masi TK, sekitar taon 90-an. Nah sekarang?? hampir nggak ada sama sekali!! Nggak tau kapan terakhir liat kunang-kunang.

Sedikit copas dari Wikipedia, kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.

Trus ternyata kunang-kunang yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.

Seperti semua kumbang-kumbangan, kunang-kunang memiliki pasangan sayap depan keras yang berperan melindungi sayap belakangnya yang tipis dan transparan. Aktivitas terbang terutama dilakukan oleh pasangan sayap belakang. Dengan susunan sayap seperti itu kunang-kunang bukanlah penerbang cepat seperti capung atau penerbang lemah gemulai seperti kupu-kupu, kunang-kunang adalah penerbang yang kaku dan lamban.
Kunang-kunang jantan berbeda dengan betina dari ukuran tubuhnya yang lebih kecil. Mata majemuk kunang-kunang jantan lebih besar yang berperan penting dalam melihat cahaya kunang-kunang betina di rerumputan. 

Ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh. Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang.
Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan. Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin. Wuidihh..:)

Sekarang populasi kunang-kunang sangat sedikit. Apalagi sawah-sawah juga semakin sedikit. Dulu di sawah deket rumah nenek yang ada di Jogja masih ada beberapa kunang-kunang, tapi nggak sebanyak dulu. Dan terakhir aku kesana sekitar taon 2005, kunang-kunang sudah susah banget ditemuin, padahal itu di sawah. Hmm..semoga saja anak-anak jaman sekarang masih bisa menikmati keindahan kunang-kunang yang terbang di alam bebas, yang tentu saja bukan di daerah perkotaan atau pemukiman yang kini makin mendominasi...





0 komentar:

Posting Komentar

 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei