Libur sekolah telah tiba. Sungguh senang bukan main rasanya. Apalagi liburan kali ini
aku mempunyai seseorang yang sangat istimewa. Seseorang yang dari dulu kusukai dan
jarang kutemui, kini hampir tiap saat bisa bertemu. Setiap hari aku bisa menatap
mata indahnya. Setiap hari aku bisa bermanja-manja dengannya.
Aku
senyum-senyum sendiri sepanjang perjalanan pulang, di hari
terakhir sebelum libur sekolah. Tidak kuhiraukan tatapan beberapa temanku yang
penuh tanda tanya dan ikut tersenyum melihatku.
“Kamu
kenapa sih, dari tadi kok senyum-senyum sendiri?” akhirnya salah satu temanku tidak
bisa menahan rasa penasarannya.
“Hehehe...rahasia
dong,” jawabku terkekeh yang membuat mereka semakin penasaran. Aku tertawa
puas.
***
Aku
sengaja bangun pagi, karena hari ini aku akan berangkat ke Tawangmangu---tempat
tujuan liburanku bersamanya. Sudah sejak lama aku ingin pergi ke Tawangmangu,
ke air terjunnya, yang konon sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
Setelah
sampai di sana, aku segera membeli tiket masuk dan mulai menuruni anak tangga
yang banyak menuju ke tempat air terjun---sekitar 200an anak tangga. Sepanjang
perjalanan menuju air terjun, aku tidak melepaskan genggaman tanganku darinya. Sepanjang
perjalanan pula, aku tidak berhenti berceloteh, bercerita apa saja, meskipun
yang kuajak bicara hanya sesekali menjawab.
“Ma,
itu pohon apa?” tanyaku yang selalu ingin tahu.
“Itu
namanya pohon Saman, Sayang.”
Iya,
kali ini aku pergi berlibur bersama Papa dan Mama baruku---Mama Kiran. Seorang perempuan yang belum lama ini dinikahi Papa.
Seorang perempuan yang namanya hampir sama denganku, dan aku langsung jatuh
cinta padanya sejak Papa mengenalkannya padaku. Dia
adalah seorang ibu yang telah lama kuidam-idamkan. Seorang ibu, yang akan selalu
mau mendengar ceritaku. Seorang ibu, yang mau menganggapku anak kandungnya
sendiri.
Dan
ini adalah liburan pertamaku ke Tawangmangu, yang tidak hanya kunikmati bersama Papa,
tapi juga bersama Mama. Mereka adalah dua orang yang sangat kusukai dan sangat
istimewa dalam hidupku. Aku tidak akan melupakan perasaan ini---ketika tangan kami
saling bergenggaman---hangat.
Sambil
makan, aku melihat keindahan alam yang sangat indah; air terjun setinggi sekitar 80 meter yang memancarkan airnya tanpa henti, juga pohon-pohon besar berwarna hijau segar. Rasa capek langsung hilang saat aku melihat kedua orang yang paling kusayangi tertawa bahagia.
Iya,
hidup ini memang indah jika kita selalu mensyukurinya.*
Ditulis untuk #15HariNgeblogFF2
Day: 9
0 komentar:
Posting Komentar