“Tolong,
beri aku waktu!” ucapku di antara isak tangisku. Lelaki di depanku ini akhirnya
mau sedikit merenggangkan tangannya, kemudian menunduk lesu. Aku segera
beranjak pergi meninggalkanmu. Aku tidak ingin tangisku semakin menjadi-jadi
di depanmu. Aku tidak ingin tampak seperti perempuan lemah yang tidak percaya
diri, meski pada kenyatannya saat ini aku sedang mengalaminya.
Adalah
Dhimas---lelaki masa laluku, yang sejak lima bulan terakhir ini kembali mengisi
hari-hariku yang kulalui dengan penuh kegembiraan. Kamu, yang dulu menghilang kini datang kembali,
menawarkan seikat mimpi tentang masa depan. Rasanya seperti mimpi, bisa kembali
dekat dan menghabiskan waktu bersama denganmu.
***
“Kamu di mana? Jangan membuatku
cemas.” Entah itu SMS ke-berapa kali yang kuterima
darimu, yang masih membuatku enggan untuk menjawabnya. Aku menghela nafas dan kembali
melangkahkan kakiku di sepanjang Malioboro, tanpa tujuan. Sesekali berhenti dan
melihat-lihat barang khas Jogja yang dijajakan di sepanjang jalan Malioboro
ini. Suasana ramai selalu menghinggapi kawasan ini. Tak pernah sepi pengunjung,
meskipun bukan hari libur. Dan aku menikmati keramaian ini untuk menutupi
hatiku yang seringkali dihinggapi sepi yang entah.
Hampir
dua minggu ini aku sengaja menghilang darimu, mengabaikan panggilan telepon
atau pesan singkatmu. Aku kaget dan tidak bisa berpikir jernih saat tiba-tiba kamu memintaku untuk menjadi ibu baru untuk putri semata wayangmu. Kinar---gadis
kecil yang langsung kusukai sejak pertama kali kamu mengenalkannya padaku.
Gadis yang namanya hampir mirip denganku.Harusnya
aku senang dengan lamaranmu, tapi entah kenapa, tiba-tiba perasaan ragu dan
tidak percaya diri datang padaku.
Aku duduk di pinggir jalan Malioboro,
mengedarkan pandanganku ke segala arah, dengan pandangan kosong. Aku menghela
nafas dan meneguk minumanku.
“Kiran...”
Aku hampir tersedak saat tiba-tiba ada tangan menepuk bahuku dan memanggil
namaku. Aku segera menoleh ke arah suara itu berasal. Mataku tak berkedip, tak
percaya.
“Dhimas..kamu?” ucapku terbata-bata.
“Ahirnya
ketemu juga. Aku mencarimu kemana-mana. Aku ingat, kamu pernah bercerita
tentang Malioboro yang menjadi tempat favoritmu, makanya aku mencarimu di sini.”
Katamu sambil mendekapku erat.
“Kamu
jangan ngilang lagi, ya... Aku dan Kinar sayang banget sama kamu, Kiran.”
Aku
tidak bisa berkata apa-apa. Hanya perasaan haru yang hinggap memenuhi pikiranku. Ternyata
hati kecilku tidak bisa berbohong. Aku benar-benar masih mencintai lelaki ini, juga Kinar---gadis kecil yang mungkin memang ditakdirkan untukku yang tidak bisa memiliki
keturunan, sejak rahimku diangkat setahun lalu akibat kecelakaan yang
menimpaku. Dan Dhimas, tidak peduli dengan keadaanku yang tidak sempurna ini.
Dia mencintaiku apa adanya. Dia menjadikanku sempurna atas ketidaksempurnaanku
dengan menghadiahkan Kinar menjadi putriku.
Aku
mengusap air mataku, tersenyum dan mengangguk pelan.
Seperti
ada banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutku---ramai, seperti Malioboro yang
juga ramai sore ini.*
Ditulis untuk #15HariNgeblogFF2
Day: 8
0 komentar:
Posting Komentar