Sabtu, 26 Mei 2012

Luka dan Waktu

di 5/26/2012 04:06:00 PM


Pernah nggak, pas kita lagi beberes, tiba-tiba nemuin buku harian kita dulu... dan membacanya kembali. Kita seolah kembali lagi ke masa itu, teringat kejadian waktu itu. Dan tanpa sadar, kita tersenyum, saat kita membaca tulisan itu yang mungkin terkesan konyol atau kita yang terlalu memusingkan hal yang seharusnya tidak terlalu kita pusingkan pada saat itu. Kadang, kita juga berpikir bahwa kita terlalu drama, lebay, dan semacamnya. Hahaha... Iya, itu saya. Saya yang (mungkin) terlalu drama di buku harian saya, tidak tahu apakah kalian juga pernah merasa seperti itu (?) :)

Saya pernah merasa terlalu berlebihan untuk beberapa masalah yang seharusnya tidak perlu saya pusingkan hingga berlebihan seperti itu. Saya juga pernah merasa sedih hingga menangis untuk sesuatu (yang kini saya sadari) tidak perlu disesali, melainkan sebaliknya---harus disyukuri.

Saya menyebut semua itu adalah proses--dalam hidup. Dan semua itu ada waktunya sendiri-sendiri. Setiap orang tidak pernah sama waktunya untuk mengalami serangkaian proses tersebut. Saya yakin, setiap manusia---tak terkecuali saya, pernah mengalami hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup, tanpa pernah sempat kita duga atau kita bayangkan sebelumnya. Kehilangan seseorang yang kita sayangi, masalah dengan teman atau sahabat, orang tua, masalah sekolah, kuliah, kerjaan, dan lain-lain---yang memang pada saat kita mengalaminya, kita merasa saat itu adalah masalah besar atau hal terburuk dalam hidup kita. Kita panik, bingung, sedih, terluka, menangis, marah, dan berbagai perasaan lain  bercampur aduk jadi satu. Iya, saya pernah merasa seperti itu.

Dan kalian tahu, apa yang menyembuhkan segala "luka" saya itu??
Kalian benar; WAKTU. Dan saya pikir, saya harus berterima kasih pada waktu. Dia-lah yang menyembuhkan luka saya, menyembuhkan segala kesedihan saya.

Saya masih ingat, pas saya menuliskan di buku harian saya tentang perasaan betapa sedihnya saya saat kehilangan lelaki yang pernah saya puja dan cintai. Dan, kau tahu? Ternyata berpisah atau kehilangan lelaki yang pernah singgah di hati saya saat itu adalah keputusan yang terbaik bagi saya. Saya tidak pernah membayangkan, apa yang akan terjadi jika saat ini saya masih bersama si Anu. Atau mungkin, saya masih tetap kekeuh mencintai si Itu, yang sudah tidak menyimpan nama saya lagi di hatinya---mungkin. Bisa saja saya masih terjebak dengan perasaan sentimentil saya.

***
Pada intinya, semua yang terjadi dalam hidup kita itu sudah tertulis di petaNya. Tidak pernah ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur olehNya. Kita masuk universitas mana, kerja di perusahaan apa, menikah dengan siapa, atau mungkin hal-hal lain yang yang tak pernah kita tahu, tapi hanya Dia yang Maha Tahu. Hidup, yang kerapkali dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Kita memilih jalan kita sendiri, pilihan kita sendiri, tapi tetap Tuhan yang menentukan semuanya. Tetap Tuhan yang mengatur hidup kita. 

Dan semua yang terjadi dalam hidup kita itu pasti ada alasannya---serta hikmahnya. Bukankah kita sering mendengar quote : "Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita dengan orang-orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang benar." Iya, Dia ingin kita belajar terlebih dahulu. Hidup juga termasuk proses belajar juga, bukan?

Jadi, apabila kita terluka---karena apapun itu, percayalah bahwa memang "luka" itulah yang terbaik bagi kita. Kita hanya perlu bersyukur dan belajar untuk menyembukan luka tanpa memperparah luka tersebut. Dan waktu, yang akan membantu kita menyembuhkan luka itu, karena kita harus tetap melanjutkan hidup kita. Saya yakin kita bisa, kok! :)
Dan untuk kalian yang (mungkin) terluka hatinya, kalian bisa menyembuhkannya. Because i still believe, life goes on and there  are a lot of fish out there. So, what are you waiting for? Let's hunting, darl! *wink* 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Danie's Microcosm Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei